Berperang dengan Jerawat Steroid?

          Aku adalah salah satu pelanggan dari skin care Natasha dari SMA dulu, karena memang kulitku berjerawat dan perlu bantuan untuk menanganinya. Di umur yang berjalan ke 21 tahun, jerawat yang muncul sudah cukup berkurang pesat. Paling hanya tinggal 1-2 dengan anak-anak komedonya saja. Itupun jerawat komedo, bukan jerawat batu. Sayangnya efek samping dari krim pagi dan malam di Natasaha makin terasa (sebenarnya sudah dari dulu), yaitu kemerahan. Lalu kalau memang sudah dari dulu merahnya, kenapa masih bertahan di Natasha? Karena wajahku yang memang berminyak dan berjerawat. Dan jujur sih, aku takut kalau dibiarkan begitu saja, justru akan muncul scar yang nggak terkendali. Selain itu aku juga percaya sepenuhnya pada Natasha selaku sebuah brand perawatan kecantikan yang memang sudah punya nama yang besar di Indonesia. 

          Terlepas dari efek samping krim pagi-malam di kulit, dan terlepas orang-orang yang mengisukan steroid di krim malam dan pagi Natasha. Well, aku akui ini adalah salah satu kelemahan (yang amat) fatal dari Natasha (dan hampir seluruh skincare) yang nggak mencantumkan komposisi zat kimia dalam krim mereka. Mungkin untuk menjaga rahasia "ramuan" mereka dari (persaingan) skincare lainnya? Oleh sebab itu karena nggak ada kejelasan komposisi, menimbulkan banyak rumor, dan akhirnya pasiennya ketakutan. Termasuk aku

          Sekitar pertengahan bulan Juni 2014, jerawat yang sudah mulai jarang muncul, oleh karena itu aku bermaksud menurunkan penggunaan krim Natasha secara bertahap. Dimulai dari krim pagi Natasha yang memang sangat perih di wajah dan pasti membuat kulit merah. Satu bulan berjalan tanpa penggunaan krim pagi, kulit wajahku mulai membaik. Walaupun masih sering merah, tapi tidak sesering dulu.

          Kemudian pada bulan Agustus 2014, aku mulai menghentikan krim malam (yang sebenarnya aku sangat suka dengan krim malamnya, walau kadang membuat sedikit perih juga). Kulit masih sering mengar-mengar merah, terutama saat terkena sinar matahari, saat berada di ruang yang pengap, saat makan makanan yang pedas sampai bekeringat, saat marah, saat beraktivitas berat.

          Nah, kemudian aku berinisiatif untuk menggunakan krim anti-iritasi Natasha saat kemerahan di wajah  muncul. Ide brilian kan ya (padahal dari situlah awal bencana dimulai). Saat kemerahan datang di wajah, aku oleskan anti-iritasi tipis-tipis. (nb. aku nggak menggunakan anti-iritasinya setiap hari ya). Efeknya meredakan kemerahan bisa dikatakan cepat. Sampai akhirnya masuk ke bulan November, dimana aku punya banyak acara out door di luar kota, dan jadi sangat waswas kalau kemerahan itu akan muncul pas aku sibuk-sibuknya beraktifitas di luar ruangan. Oke, aku putuskan untuk menggunakan krim anti iritasi (sepanjang aktifitas). 

          2 Desember 2014. Itu adalah tanggal yang sangat aku tunggu-tunggu, karena umurku akan genap 21 tahun! Yey! Sayangnya tanggal 2 Desember bertepatan dengan dimulainya ujian fakultasku waktu itu. Dan lebih disayangkan lagi, beberapa hari sebelum tanggal ulang tahunku yang menyenangkan, mendadak wajah mulai bruntusan. Aku bingung! Awalnya hanya di kening ( di antara kedua alis) dan pipi kanan-kiri (dekat hidung). Awalnya sih aku pikir mungkin karena stress ujian? Tepat tanggal 2 Desember, wajahku makin memburuk. Bruntusannya makin menyebar.

           Aku putuskan ke Natasha. Kini aku meminta untuk konsultasi dulu dengan dokternya (biasanya aku nggak mau konsultasi, karena memang cuma komedoan dikit). Di ruangan konsultasi, aku bercerita mulai dari A to Z. Dan sampai aku meminta untuk diresepkan anti iritasi lagi. Sang dokter bingung, kenapa anti iritasku cepat banget habis. Nah, dari situlah aku mulai bercerita tentang aktifitas sesat aku dengan anti iritasi. 

          "Oalah, mbak... Ya, itu penyebab jerawatnya!" kata dokter. Masih nggak ngeh sama perkataan dokter barusan. Bingung.

          "Krim anti iritasi itu kandungannya steroid!" lanjut dokternya. 

          Sontak saja akusangat kaget. Dari situ, dokternya menjelaskan kalau steroid TIDAK UNTUK DIGUNAKAN TANPA RESEP DAN PENGAWASAN DOKTER. Steroid memang merupakan obat anti inflamasi (anti radang) yang sering digunakan dalam dunia medis. Namun efek samping jangka panjang penggunaan steroid sangat lah banyak, contohnya moonface dan dermatosis acneiformis. Penggunaan steroid bukan untuk menangani penyebab, tapi lebih untuk menekan symptom yang muncul. Aku pikir kandungan anti iritasi pada Natasha adalah obat-obat golongan NSAID (non steroidal anti inflammatory drugs). 

           Aku putuskan untuk perawatan ini-itu (facial acne dan penyinaran jerawat). Kebetulan delapan hari ke depan adalah hari tenang untuk ujian berikutnya, jadi aku berharap bisa fokus total pada penyembuhan jerawat. Dan benar-benar berharap jerawat akan sembuh total saat aku masuk kuliah. Apa yang terjadi keesokan paginya? Ternyata makin parah.

          Walaupun akan membaik perlahan, tapi (sungguh) aku ingin secepatnya back to my fresh skin. Sehingga terbesit dipikiran untuk "membantu" proses penyembuhan itu dengan mengubah pola hidup dan memperbanyak konsumsi buah dan sayur.


Oke, yuk langsung cus ke tahap ekseksui jerawat (terhitung mulai tanggal 3 Desember ya Girls)

Foto di atas adalah foto sebelum aku mulai berjerawat. Masih bersih

REVIEW proses "pembersihan" jerawat:

>> Minggu I (3 - 9 Desember):
- pada hari-hari pertama belum ada perkembangan yang signifikan
- jerawat bahkan muncul terus-menerus
- terjadi over production dari komedo! Jadi seperti landak 
- kulit mengelupas, sensitif, perih, merah. Sedih sekali.
- kabar baiknya: sekitar hari ke 5, 6, 7 banyak jerawat yang mulai kempes! :D
- kabar buruknya: haru 5, 6, 7: prosuksi komedo masih cukup cepat. Bekas jerawat mulai tampak jelas :( 

Ada yang penasaran dengan penampakannya?

Siapa yang nggak nangis+frustasi+depresi kalau punya perubahan wajah yang drastis dan sangat dramatis kyak? Oya, entah kenapa kalau di foto, bruntusnya nggak begitu kelihatan, yang terlihat cuma kemerahannya. Aslinya lebih mengerikan lho ini

>> Minggu II (10 - 16 Desember):
- 10 des: makin banyak yang mengempes (sudah lumayan lebih baik dari minggu 1). Sayangnya, bekas makin banyak dan jelas sekali :(
- 13 des: weekend kali ini memutuskan pulangkam. Dan memutuskan mampir ke Natasha sekali lagi, hanya untuk facial. Sungguh komedonya sudah menumpuk lag
- 14 des: Alhamdulillah, jerawat pipi hampir semua sudah mulai kempes. Yang di kening juga sudah kempes, tapi muncul lagi beberapa (8) jerawat. Masalah baru: Bekas jerawat yg ketara sekali! Dan pengelupasan kulit juga masih saja terjadi. :( 
- 16-17 Des: Well, belum ada perkembangan yang signifikan :(

Sebenarnya jerawat di pipi kanan-kiri sudah mulai kempes, tapi kok ya muncul berbutir-butir di kening. 

>> Minggu III (17 - 23 Desember)
- 17-20 Des : Belum ada perkembangan yang signifikan
- 21 Des : Stok krim malam tinggal satu kali pakai. Mau kembali ke Natasha, kok ya males. Degan sisa semangat, aku iseng-iseng browsing.. Cari review blog tetangga yang mungkin cocok dengan kasus saya. Di salah satu blog membahas juga tentang pengalamannya mengatasi jerawat (walau bukan jerawat steroid), tapi cukup membuatku tertarik karena ada refrensi regimen dari acne.org juga. Jadi makin percaya! (thanks ya untuk review di blognya teh Lily  dan review teteh lainnya. Sangat membantu ) ^^

 
Nah berikut ini skin care yang aku pakai: Hada Labo shirojyun Lotion, Serum, Facial Foam, Benzolac 2.5%, HL Tamagohada. Berusaha untuk dirutinkan secara sabar..

Nah, foto di atas adalah before-after. sudah lumayan kan?

- 29 desember: Sore ini, ketika aku mengetik review ini, aku cukup bahagia dan bersyukur. Kulit nggak lagi kering dan kasar. Terasa moist sekali. Jerawat? 90% hilang dan rata dengan kulit. 5% masih ada jerawat komedo kecil. 5% lagi adalah beberapa jerawat purging (1 diantaranya agak bernanah, nyeri, dan merah). Bekas jerawat? Alhamdulillah, mulai ada perubahan. Tapi masih butuh banyak usaha! Bagaimana dengan kemerahannya? Karena semalam masih menggunakan benzolac, tentu meninggalkan rona kemerahan. Walau nggak separah saat beberapa hari pemakaian benzolac.

- nah ini foto yang terupdate:

Alhdmulillah jerawat sudah bersih. Sisa jerawat komedo kecil dan nggak banyak. Tapi perjuangan masih belum usai.

• Apa yang akan aku lakukan berikutnya? Yang pertama adalah mengistirahatkan wajah (sepertinya sepanjang bulan Januari ini), termasuk--sebisa mungkin-- dari benzolac. Agar merahnya hilang dulu. 
• Bagaimana dengan pri-pori besar? Aku berniat untuk melakukan mikrodermabrasi di Natasha. Tapi insyaAllah nggak bulan ini. Biar istirahat dulu kulit ini. Syukur-syukur bisa mengecil sendiri porinya hehehe *ngarep banget ya
• Apakah masih menggunakan krim Natasha? Nooo, alhamdulillah sebulan ini sama sekali nggak menggunakan krim Natasha lagi. Setelah krim malam habis, aku nggak beli lagi. Breakout? No. :)
• Masih ingin perawatan di Natasha? Iya. Mungkin hanya facial saja dengan durasi yang nggak sesering sebelumnya. Kalau sebelumnya sebulan sekali pasti facial, mungkin sekarang 2 bulan sekali atau 3 bulan sekali. Oya, masih ingin microdermabrasi untuk mengecilkan pori-pori dan bopeng kecil di Natasha. Dulu sekali, aku pernah sih microdermabrasi di Natasaha. Hasilnya? Oke, cerah sekali, mulus, dan aku puas. Semoga microdermabrasi berikutnya juga memuaskan.

Apa hikmah dari serangan jerawat ini? 

1. Tuhan memberikan ujian yang nggak melampaui kemampuan umatNya. Jerawat ini muncul bertubi-tubi di Bulan Desember. Bulan yang spesial? Karena saat itu aku ulang tahun. Karena saat itu banyak ujian, banyak libur hari tenang, dan ada libur tahun baru selama 2 minggu. :D

2. Aku jadi tau, siapa yang menyukaimu apa adanya, dan siapa yang menyukaimu karena fisik / nafsu. Saat sebelum kejadian serangan jerwat ini, beberapa teman pria menyatakan ketertarikannya. Walaupun aku tanggapi dengan tawa. FYI: aku telah berprinsip nggak akan pacaran.
          Saat jerawat memenuhi mukaku ini dan cemooh berdatangan, aku bisa mengetahui siapa yang masih menyukaimu dan siapa yang mulai "menjelajah" ke hati lain. Alhamdulillah.... :)

3. Bagaimana pun kondisimu, akan tetap ada orang-orang yang sayang dan menerima kamu apa adanya. Siapa? Keluargamu :) Saat aku pulkam, keluargaku sempat kaget. Namun, mereka tetap mendukung, memberi semangat. Sungguh aku benar-benar bahagia.

Pada suatu hari, adik kecilku datang ke kamar. Dia menemuiku tengah menatap wajah lewat pantulan cermin. Lantas dia menepuk bahuku: "Pukpukpuk, sabar ya. Semua butuh proses," ucapnya dengan sedikit guyon. Manis kan?

Pernah juga abang yang datang ke kemar. Lagi-lagi dengan nada guyon dan meledek, dia berucap: "Jerawatan ya? Santai aja! Allah nggak akan membebani umatNya dengan beban yang melampaui kemampuan umatNya." :)

Aku sungguh bersyukur memiliki keluarga yang sangat baik. Sungguh pun orang lain jijik melihat wajahmu, mereka (keluarga) akan tetap menerimamu apa adanya. :')

Semoga teman-teman yang bernasib sama denganku, dapat segera sembuh ya. Di sini perlu aku tekankan, kalau kulit masing-masing orang itu berbeda. Skin care yang cocok di orang A, belum tentu cocok di orang B. Aku cuma menuliskan bagaimana pengalamanku memerangi jerawat over-steroid, dan sekaligus ingin memberi semangat (melalui postingan kali ini) kalau kita pasti bisa mengalahkan jerawat-jerawat ini. Sehingga, jika ada teman-teman yang mengikuti caraku, itu di luar tanggung jawabku ya. Tapi aku sungguh berharap postingan kali ini bisa bermanfaat untuk teman-teman semuanya... Jangan menyerah ya, yakin deh setiap penyakit itu ada obatnya. Kalau belum sembuh itu adalah karena keterbatasan akal manusia ^^

UPDATE ~~ Februari 2016. Bagaimana kabar wajahku? Ini dia ^^

Sudah jauh lebih bersih ^^